Kamis, 25 Juli 2013

Specialist roofgarden and vertical garden murah

SPECIALIST ROOF GARDEN 

J.YUDHIST tlp : 085213197982  email : jyudhiz@gmail.com  download brochure

Taman di Atas Atap Rumah, Solusi Keterbatasan Halaman Rumah
Taman atap saat ini terkadang masih jarang diterapkan pada suatu bangunan dan rumah tinggal. Padahal kalau kita telaah lebih lanjut, taman atap dapat menjadi solusi dari keterbatasan lahan di sekitar kita maupun di rumah kita. Kasus keterbatasan lahan ini seringkali saya jumpai ketika mendapat beberapa email atau komentar dari sobat lanskap.


Apa dan bagaimana cara membuat dan mengaplikasikan taman atap? Kita simak beberapa tips berikut ini.
Taman Atap
Kebutuhan taman untuk gedung bertingkat dan rumah tinggal cukup pesat. Kesadaran akan pentingnya peningkatan kualitas lingkungan dan pemanasan global makin meningkat. Nah, maka dari itu penyisipan area-area hijau dapat dilakukan dengan membangun sebuah taman di atas gedung, atau yang sering kita sebut dengan taman atap.
Pada prinsipnya, taman atap ialah salah satu bentuk penghijauan dengan wadah tanam atau ruang pada atap gedung dan struktur buatan lainnya. Apapun bentuk dari pengaplikasian taman atap, merupakan konsekuensi pengembalian fungsi ruang hijau yang telah diambil oleh massa bangunan.
Inspirasi Taman Atap
Taman atap sedianya terinspirasi dari salah satu taman terkenal, yaitu taman gantung Babilonia. Taman yang dirancang pada masa raja Nebuchadnezar II, dibangun sekitar tahun 600 SM sebagai hadiah untuk sang permaisuri. Taman unik ini berupa teras-
teras bertingkat pada dinding kota dan setiap terasnya ditanami aneka flora penuh warna, agar selaras dengan lingkungan di sekitar istana. Nah dari sinilah taman atap menjadi inspirasi bagi semua orang.
Struktur Taman Atap
Untuk membuat taman atap, tentu saja bagian atap kita dipersiapkan untuk mewujudkannya. Atap untuk taman sebaiknya merupakan dak beton yang didesain sedemikian rupa dengan kedalaman antara 20-50 cm, dengan dibatasi dinding sesuai dengan kedalamannya, dan memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan beban yang ada sesuai peruntukannya. Dak harus dibuat memiliki kemiringan kearah lubang pembuangan air. Bila atap cukup luas, lubang pembuangan harus lebih dari satu. Setelah siap semua, berikut ini adalah beberapa lapisan yang dibutuhkan untuk melindungi ruang di dalam bangunan dan sebagai media tanam untuk tanaman yang akan letakkan pada bagian atas bangunan.
Waterproofing
Lapisan kedap air (waterproofing) terdiri dari 2 jenis, yaitu jenis membrane atau lembaran dan screed yang berupa cairan layaknya kita mengecat dinding.
Drainage layer
Drainage layer merupakan lapisan drainase untuk aliran air yang ada di area tanam. Untuk sistim modern kini digunakan drainage cell dari bahan polymer (plastik).
Filter Fabric
Filter fabric atau geotextile adalah lapisan penyaring. Untuk struktur taman atap lapisan ini diperuntukkan sebagai penyaring kotoran tanah agar tidak naik ke permukaan air dan membuat keruh air yang ada di kolam.
Media tanam
Lapisan terakhir adalah lapisan media tanam. Lapisan ini penting untuk pertumbuhan tanaman kita.
Tanaman
Jenis tanaman untuk taman atap dapat disesuaikan dengan selera. Apabila taman atap hanya akan diisi dengan tanaman rumput atau penutup (ground cover), maka ketebalan bibir atap cukup 20-30cm. Untuk jenis tanaman keras, maka ketebalan bisa mencapai 50cm bahkan lebih.


Senin, 11 Februari 2013

VERTICAL GARDEN





download brochure    pricelist
Solusi Pembangunan 
Taman Dan Ruang Terbuka Hijau 
Dengan Menggunakan 
Lahan Yang Terbatas





Known Problem:

  •         Pembangunan Perumahan secara   konvensional tidak effesien dalam segi waktu (time) dan jumlah (quantity) pembangunan.
  •         Terbatasnya lahan terbuka dapat menghambat kualitas lingkungan dalam pembangunan.
  •         Pembangunan pertamanan yang terbatas karena lahan perkotaan yang semakin sempit
Infrastruktur Pertamanan sangatlah penting sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas lingkungan sekitarnya
Solusi:
Masalah masalah dalam mengatasi penghijauan di perkotaan 
    dapat di-minimalisasikan dengan menggunakan Sistem Pembangunan Taman Vertikal
"Vertikal Garden"
Vertikal Garden adalah membangun taman tanpa menggunakan lahan dengan cara menggunakan media tanam yang di modifikasi secara tepat guna.
Di kerjakan secara comperehensif sehingga mempercepat dalam pemasangan / pembangunan, dan mempermudah dalam pengiriman.
Dapat dibuat secara massal (mass production) dimana kualitas tetap terjaga.
CONTACT PERSON
J. Yudhist : 085213197982


Bekerja sebagai designer untuk landscape dan pertamanan di PT Godongijo Asri  perusahaan yang menjadi pioneer dalam pembuatan vertikal garden di Indonesia berikut adalah referensi projek yang pernah dikerjakan: 

1. Summarecon Mall Serpong, Banten

2. Hotel Stone , Bali


3. Fave Hotel Kemang, Jakarta

4.Park Lane Hotel, Jakarta

5.Grand Clarion Hotel, Makassar

6.Scientia Signage

7.Tugu Tani Street, Jakarta

8. Gedung Serbaguna PU, Bandung

9. Sinar Mas Office, Subang

9. PP Plaza Wisma Subiyanto Lobby, Jakarta

10. Chevrolet Show Room, Jakarta

etc n more 

untuk informasi lebih lanjut segera hubungi : 


J. Yudhist : 085213197982    

download brochure 
 



Tahun anggaran 2013, Pemda DKI mengalokasikan dana untuk RTH sebesar Rp 1,05 Triliun. Dana tersebut sebagian besarnya untuk pembebasan lahan yang memang mahal di Jakarta. Lain halnya kalau anggaran tersebut untuk membuat Vertical Garden atau taman vertikal, maka akan menghasilkan 33.000 Ha lahan vertical garden. Dengan teknologi microirigasi dari Rainbird, maka kebutuhan air dan pemupukan otomatis akan menjaga tanaman tetap subur. Dengan rangka anti karat dan media tanam geotextile dilapis polysheet, maka vertical garden menjadi solusi membangun taman di masa yang akan datang

Kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) tidak hanya diperuntukkan sebagai fungsi keindahan. RTH juga dapat berfungsi sebagai tempat edukasi, ekologis dan fungsi evakuasi jika ada bencana. Sayang, DKI Jakarta masih kekurangan sekitar 20 persen RTH.

Hal itu ditegaskan pengamat perkotaan Nirwono Joga. Dia mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menga­dakan taman atau RTH yang juga memiliki fungsi lainnya.
Menurutnya, terdapat delapan unsur agar RTH sesuai fungsi-fungsi tersebut. Yakni, unsur pe­rencanaan dan desain hijau, RTH, transportasi hijau, bangu­nan hi­jau, pengairan hijau, ada­nya pe­ngolahan sampah, hemat energi, dan komunitas hijau.
Konsep tersebut sudah sering ditawarkan kepada pemerintah kota, tak hanya di Jakarta, tapi di kota-kota lain di Indonesia.
“Na­mun rata-rata mereka tidak mau berkomitmen melakukan delapan unsur itu secara keselu­ruhan,” sesal Nirwono.
Dia mengungkapkan, di wila­yah Jakarta saat ini keberadaan RTH baru terpenuhi 10 hingga 13 persen dari total luas wilayah Ja­karta. Padahal, lanjutnya, jika sesuai Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, luas RTH harus mencapai 30 persen dari total luas kota.
“Jumlah itu jauh dari seha­rusnya. Tidak heran ka­lau kota-kota di Indonesia banyak yang banjir dan polusi udaranya me­ning­kat,” ujar Nirwono.
untuk informasi lebih lanjut segera hubungi : 


J. Yudhist : 085213197982     
 Tahun anggaran 2013, Pemda DKI mengalokasikan dana untuk RTH sebesar Rp 1,05 Triliun. Dana tersebut sebagian besarnya untuk pembebasan lahan yang memang mahal di Jakarta. Lain halnya kalau anggaran tersebut untuk membuat Vertical Garden atau taman vertikal, maka akan menghasilkan 33.000 Ha lahan vertical garden. Dengan teknologi microirigasi dari Netafim dan Rainbird, maka kebutuhan air dan pemupukan otomatis akan menjaga tanaman tetap subur. Dengan rangka anti karat dan media tanam PVC Foam Board dilapis felt, maka vertical garden sekuat dinding kaca di gedung bertingkat.
Kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) tidak hanya diperuntukkan sebagai fungsi keindahan. RTH juga dapat berfungsi sebagai tempat edukasi, ekologis dan fungsi evakuasi jika ada bencana. Sayang, DKI Jakarta masih kekurangan sekitar 20 persen RTH.

Hal itu ditegaskan pengamat perkotaan Nirwono Joga. Dia mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menga­dakan taman atau RTH yang juga memiliki fungsi lainnya.
Menurutnya, terdapat delapan unsur agar RTH sesuai fungsi-fungsi tersebut. Yakni, unsur pe­rencanaan dan desain hijau, RTH, transportasi hijau, bangu­nan hi­jau, pengairan hijau, ada­nya pe­ngolahan sampah, hemat energi, dan komunitas hijau.
Konsep tersebut sudah sering ditawarkan kepada pemerintah kota, tak hanya di Jakarta, tapi di kota-kota lain di Indonesia.
“Na­mun rata-rata mereka tidak mau berkomitmen melakukan delapan unsur itu secara keselu­ruhan,” sesal Nirwono.
Dia mengungkapkan, di wila­yah Jakarta saat ini keberadaan RTH baru terpenuhi 10 hingga 13 persen dari total luas wilayah Ja­karta. Padahal, lanjutnya, jika sesuai Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, luas RTH harus mencapai 30 persen dari total luas kota.
“Jumlah itu jauh dari seha­rusnya. Tidak heran ka­lau kota-kota di Indonesia banyak yang banjir dan polusi udaranya me­ning­kat,” ujar Nirwono.


 Vertical Garden Patrick Blanc

Pengamat perkotaan lainnya, Yayat Supriatna mengatakan, ke­butuhan RTH di kota-kota be­sar sudah sangat mendesak. Dia men­contohkan, minimnya RTH akan menimbulkan bencana.
“Paling kecil bencana­nya sudah pasti banjir, karena ruang serap air sudah berkurang,” katanya.
Terlepas dari semua jenis mu­sibah banjir, satu hal yang men­jadi catatan penting untuk men­jadi perhatian, menurut Yayat ada­lah, daya dukung lingkung­an di perkotaan saat ini sudah me­lewati ambang batas. Hampir se­mua sumber daya hijau kota su­dah tergerus.
Dari hasil eva­luasi lima ta­hunan terhadap ren­cana kota 2010, da­lam waktu hampir lima tahun (2000-2004) Jakarta sudah kehilangan sekitar 450 hektare RTH. Jika ditotal dengan bentuk pelanggaran koe­fisiensi dasar bangunan (KDB) di daerah re­sa­pan air, total hilangnya men­capai 4.000 hektare.
“Di wilayah hulunya Sungai Cili­wung, sejak 1972 hingga 2005 telah terjadi alih fungsi la­han. Kita kehilangan 30,3 per­sen areal ve­getasi hutan dan ke­hi­langan 11,9 persen areal ve­getasi kebun cam­puran. Aki­bat­nya, hampir 5.000 mm per tahun air hujan me­lim­pah masuk ke sungai dan akhirnya meng­ge­nangi Ja­karta dan sekitar­nya,” jelas Yayat.
Ketidakmampuan Sungai Ci­liwung menampung limpahan air disebabkan terjadinya ba­nyak penyempitan lebar sungai dari 65 meter tinggal 15 hingga 20 meter. Sedangkan tingkat ke­dalamannya hanya berkisar 1 hingga 2 meter, dari kedalam­an normal yang seharusnya men­capai 5 meter.
“Bencana banjir yang selalu mengancam ibukota mem­­bukti­kan kalau pemerintah gagal mem­pertahankan kondisi ling­­kungan. Lanskap kota atau wila­yah telah berubah secara me­rata di seluruh wilayah Jabo­deta­bek,” urai Yayat.
Vertical Garden Patrick Blanc Solusi RTH Jakarta
Secara harfiah taman vertikal adalah taman yang dibangun secara tegak lurus atau vertikal (90o), dan pada umumnya menempel di dinding. Di dunia internasional taman vertikal memiliki banyak sebutan, diantaranya: vertical garden, vertical landscape, greenwall, living wall dan lain sebagainya. 
Terdapat 2 jenis taman vertikal yaitu green façades dan living wallsGreen Facades merupakan dinding yang ditumbuhi dengan tanaman yang merambat yang langsung tumbuh di dinding, sedangkan Living Wall (Patrick Blanc) merupakan dinding yang diberi media tanam untuk tanaman. Jenis ini biasanya terdiri dari rangka (frame), polysheet, sistim irigasi/penyiraman dan pemupukan otomatis, dan tanaman itu sendiri. Sistem vertical garden Patrick Blanc ini memiliki kelebihan antara lain bisa diterapkan pada gedung-gedung bertingkat hingga puluhan lantai, tanpa kekhawatiran roboh karena menggunakan rangka yang menempel di gedung seperti pemasangan kaca.


Taman vertikal dapat  membantu menyelesaikan masalah penghijauan pada area yang memiliki lahan/bidang horizontal yang luasnya terbatas. Beberapa manfaat Vertical Garden
               

Menambah keindahan alami lingkungan

Menciptakan taman cantik di lahan terbatas

Menahan panas dari luar

Mengurangi tingkat kebisingan suara

Mengurangi polusi udara

Menangkap partikel-partikel kotoran

Meningkatkan suplai oksigen

Mempercantik wajah kota

untuk informasi lebih lanjut segera hubungi : 


J. Yudhist : 085213197982